25
Dec
09

Forever Love (chap 5) *FINAL*

Title : Forever Love (chap 5)
Author : Chafani
Rating : PG +13
Genre : Romance
Main Casts : Byul, Song Seunghyun (FT island)
Other Cast : Kim Shin Ae, Kim Ki Bum, Han Se Jin
Theme Song : Yu-mi – Byul (ost 200 pounds beauty), Howl – Between Of One year,

Pagi yang cerah bagi sebagian banyak orang tidak menghalangi pikiranku untuk berpikir bahwa pagi ini lebih kelabu dari hari kemarin, aku menatap ke arah luar jendela dengan pandangan penuh kehampaan, jemariku bergetar dengan kuatnya di atas pahaku, kelopak mataku melebar sekuat mungkin agar tidak membiarkan sebuah lelehan hangat jatuh dan mengalir halus di pipiku. Ku gigit sedikitnya bibir bawahku yang kering, rambutku berantakan seperti baru saja di amuk badai yang hebat. Aku tidak mampu membayangkan bagaimana laki-laki itu memasukan salah satu jemari gadis itu ke dalam lubang cincin yang ia beli. Aku menggerakkan kepalaku perlahan, pandanganku kualihkan ke arah sebuah boneka yang sekarang terbaring nyaman di atas kasur yang sedang kududuki. Tangan kananku dengan lembut meraih benda lucu itu dan menatapnya. Aku hanya dapat mengukir sebuah senyuman yang hangat.

Beberapa hari yang lalu, Seunghyun akhirnya mendapatkan apa yang ia inginkan. Seorang Se Jin, dengan sebuah cincin yang melekat manis di jarinya. Ya, Se Jin menerima lamaran Seunghyun. Ketika pulang, laki-laki itu berteriak bahagia dan memelukku, lalu menyatakan bahwa akhirnya dia akan menikah dengan Han Se Jin. Aku menyambutnya hanya dengan mengembangkan sudut-sudut bibirku. Berbeda dengan Shin Ae dan suaminya yang datang esok hari, dia menyambut kebahagiaan itu dengan membawakan banyak hadiah dan makanan. Dia mengundang Han Se Jin juga untuk merayakannya di rumah Seunghyun. Aku ikut, tapi aku tidak begitu menikmatinya, aku kehilangan nafsu makanku.

————————————————-

Aku memantapkan langkahku untuk keluar dari ruangan ini, ruangan yang pengap, tempat aku menghabiskan waktuku untuk menggeliat dan terisak-isak. Aku menyambar jaket yang tergantung di balik pintu dan keluar dengan langkah setengah berlari menuruni anak tangga. Ketika sudah mencapai pangkalnya, aku melambatkan langkahku. Aku menatap ke sekeliling ruangan di hadapanku, bersih, hening, dan nyaman seperti biasanya. Aku menggerakan kaki ku lagi menuju sebuah pintu. Pintu itu kubuka dan kulihat betapa banyaknya orang berkerumun di dalamnya. Seorang perempuan dengan rambut diikat tampak sedang sibuk melayani pembeli.

“Sudah baikan?” tanyanya ketika melihatku. Aku mengangguk pelan tanpa memandangnya. “Kalau begitu tunggulah di sana, kurasa kau masih merasa tidak enak badan,” kata perempuan itu sambil menunjuk sebuah kursi di dekat pintu. Bukan itu tujuanku sebenarnya, aku hanya keluar untuk pergi ke sebuah tempat, tapi anehnya badanku dengan patuh mengantarkanku ke kursi itu dan duduk tenang.

Akhirnya serangkaian kesibukan Shin Ae selesai, toko mulai sepi pengunjung, sedangkan wajahku masih belum kembali cerah. Shin Ae menarik sebuah kursi ke dekatku, dia mengambil sebuah majalah yang tadinya terletak di atas meja kasir. Dia duduk sambil menyilangkan kakinya dan menghela nafas lega karena pekerjaannya sudah selesai. Namun baru beberapa detik ia membuka-buka majalahnya, dia menutupnya kembali dan menaruhnya di atas meja karena bosan.

“Ahhhh…, akhirnya pekerjaanku selesai juga,” ujarnya sambil memukul-mukul pundaknya dengan kepalan tangannya. “Byul ah? apa kau tidak apa-apa? kenapa kau menatapku begitu?” tanyanya sambil melambai-lambaikan tangannya di hadapanku.
“Hah?” aku terkejut ketika mendengar pertanyaannya. “Ah..ani..aniyooo~, aku tidak apa-apa,”
“Tapi kenapa kau seperti sedang memikirkan sesuatu sejak pagi tadi? lihat tuh…wajahmu pucat? kau sakit? ada sesuatu yang mengganggumu?” tanyanya lagi, kali ini dengan raut wajah khawatir. Aku menggeleng. “Hmmmhh…., baiklah, aku tidak akan bertanya lagi, kalau nanti kamu merasa tidak enak lagi, bilang saja padaku,”
“Ne, gamsahamnida,” kataku sambil menundukkan sedikit kepalaku.
“Akhir-akhir ini, oppa selalu pergi bersama dengan Se Jin onnie lebih sering, padahal dulu ketika aku dan Ki Bum mau menyiapkan pernikahan, kami tidak sesibuk ini, cih… oppa terlalu berlebihan, ahh… atau mungkin memang dianya saja yang ingin menghabiskan banyak waktu dengan Se Jin, iya kan Byul ah?”
“Ne,” jawabku singkat. Shin Ae tertawa kecil sambil sesekali menerawang. Tiba-tiba saja pintu art shop terbuka, Seunghyun dan Se Jin datang sambil membawa banyak sekali bungkusan.

“Waaaaa, oppa! apa yang kau bawa itu hah?”
“Hahahaha, banyak! nanti kita akan buka di dalam,” Seunghyun langsung membuka pintu tengah dan masuk bersama Se Jin, sedangkan Shin Ae mengekori mereka karena penasaran.

“Omooooo!!! ya! oppa! banyak sekali yang kau beli, memangnya semua makanan ini akan habis?”
“Haishhh~ ya tentu saja, kan ada kau yang bisa menghabiskan semuanya, hahahaha” ledek Seunghyun pada Shin Ae.
“Enak saja kau oppa, aku tidak serakus itu ya!”
“Hahahahaha, sudahh…sudah, makanan ini untuk kita makan nanti malam, kita akan mengadakan pesta, kau mau ikut kan?” rayu Se Jin pada Shin Ae.
“Tentu saja onnie, nanti aku akan menghubungi Ki Bum dan menyuruhnya kemari, hahahaha……, Ah! kalau yang satu ini apa?” Sebuah kotak yang berukuran sekitar 40 X 20 cm berwarna baby blue menarik perhatiannya.
“Ohh~ itu, em… ya! Byul ah! kemari…,” panggil Seunghyun.
“Ne?”
“Sini..sini, ada sesuatu untukmu,” katanya sambil tersenyum penuh arti. Aku berjalan ke arahnya, dan Seunghyun mengambil kotak yang tadi di lihat Shin Ae kemudian menyerahkannya padaku.
“Ini, bukalah,” Aku langsung menerima kotak itu lalu membukanya. Sebuah gaun dengan corak warna yang sama dengan kotaknya terlipat rapi di dalam.
“Bagaimana? bagus kan?” tanya Seunghyun.
“Tadi kami membelinya untukmu, aku pikir kau akan tampak cantik ketika mengenakannya di acara pernikahan kami besok,”
“Bagus…bagus sekali, aku menyukainya,” jawabku dengan nada sedikit tercekat.
“Nah, benarkan apa yang kubilang? dia akan menyukainya, tidak semua perempuan pasti tahu dengan gaun yang di sukai oleh perempuan lain,”
“Ne…ne, aku tahu kau sudah lama tinggal dengannya dan mengerti soal kesukaannya, jangan meledekku seperti itu ah!”
“Haha…bercanda…” Kata Seunghyun sambil mengelus-elus kepala Se Jin.
“Aihhhhhh~ aku tahu kalian akan menikah besok, jangan membuatku iri seperti itu donk,”
“Iri? kau iri? bukankah kau lebih sering melakukannya dengan suamimu hah?? hahahaha…”
“Wahh…jadi seharusnya yang iri adalah kami berdua, kkk” timpal Se Jin.
“Ya! oppa! jangan membuatku malu ah,”

————————————————-

Malam ini pesta yang diadakan Seunghyun dan Se Jin berlangsung meriah. Kesedihan dan kepahitanku sedikit tertutupi ketika Kim Ki Bum, suami Shin Ae datang dan menghambur, lalu membuat lelucon-lelucon yang membuat kami tertawa. Aku berusaha menikmatinya sambil terus melihat kelucuan pasangan Shin Ae dan Kim Ki Bum. Mereka sangat mesra, serasi, dan….menghibur. Hahaha…mungkin akan menyenangkan kalau yang ada di posisi itu adalah aku dan Seunghyun. Haha…sungguh sebuah hal yang tidak mungkin terjadi. Memalukan kalau aku memikirkannya, sedangkan di belakangku…, Seunghyun dan Se Jin tampak menikmati suasana berdua. Aku menoleh ke belakang dan yang tampak hanyalah sebuah kegelapan. Ini adalah hari terakhirku di sini, aku harus benar-benar menikmatinya! aku harus menghilangkan perasaan sedihku, aku harus berusaha terlihat ceria di depan mereka semua, Karena ini adalah…. benar-benar hari terakhirku.

————————————————-

Aku sudah mengenakan gaun yang kemarin Seunghyun berikan padaku, aku juga sudah menyiapkan sebuah kado untuk pernikahannya. Aku berjalan keluar kamar dan menemui Shin Ae juga Ki Bum yang sudah menungguku dari tadi. Seunghyun sudah duluan pergi ke tempat acara di adakan, dan sekarang aku juga akan pergi ke sana menghadiri pernikahannya dengan menumpang mobil Ki Bum.

“Omoonaaa~ Byul ah, kau cantik sekali,”
“Haha, gomawoo~,” kataku sambil terus menuruni tangga. Kemudian mereka berdua menggiringku ke tempat mobil mereka di parkir. Hari ini art shop ini di tutup untuk sementara, karena pemiliknya akan mengadakan pernikahan.

Selama perjalanan, aku hanya tersenyum ketika melihat kado yang ku genggam, aku sudah menyiapkannya sejak lama untuk kado pernikahannya, aku berharap kado ini akan menjadi kado yang paling indah dan berkesan untuknya. Aku merengkuh benda itu kemudian mendekapnya.

————————————————-

Kami sudah sampai di tempat pernikahan Seunghyun dan Se Jin di adakan. Tempatnya terbuka dan di adakan di sebuah taman yang sudah di dekorasi secantik mungkin untuk menyambut pernikahan mereka. Beberapa tanaman di bentuk dan di ukir seunik mungkin, sedangkan karena tema pernikahan ini adalah putih, semua dekorasi peralatannya juga ikut berwarna putih. Sebagian tamu dengan gaun-gaun dan tuxedo mewah mereka sudah datang dan membuat acara yang belum di mulai ini cukup ramai. Beberapa di antaranya adalah teman Seunghyun yang pernah datang ke rumahnya dan berkenalan denganku, tapi karena aku lebih sering mengurung diriku di kamar saat mereka datang, jadinya aku tidak begitu akrab dengan mereka. Shin Ae yang bertemu dengan teman dekatnya langsung berpelukan hangat, mereka semua tampak bahagia hari ini. Aku mendatangi Seunghyun yang sedang berdiri sendirian di dekat pintu masuk.

“Annyeong,” sapaku.
“Ah… annyeong Byul ah,” jawabnya sambil menyunggingkan senyuman.
“Apa kau gugup?”
“Ya… begitulah,” jawabnya sambil menggaruk-garukkan kepala.
“Haha…, emm… ngomong-ngomong, ini…., aku punya sesuatu untukmu,” aku memberikan sebuah kotak berukuran sedang yang sudah di bungkus kertas kado kepadanya.
“Apa ini?”
“Rahasia, kau harus membukanya setelah acaramu selesai, arasso?”
“Hmmhh~ baiklah, gomawoyo..,” Seunghyun langsung mengacak-ngacak bagian atas rambutku sambil tertawa kecil. Aku akan mengingat hal ini.
“Baiklah, sudah dulu ya, aku mau pergi ke tempat Shin Ae,”
“Ne,” jawabnya sambil menganggukkan kepalanya.

Aku berhasil menipunya, tidak mungkin sekarang ini aku dengan nyamannya melenggang ke tempat Shin Ae, aku akan pergi ke suatu tempat yang lebih jauh. Hadiah yang baru saja kuberikan adalah hadiah dan juga kenangan terakhirku padanya. sebuah surat yang ku tulis khusus untuknya, sebuah pelampiasan perasaanku yang terpendam, kugulung dan kumasukkan dalam sebuah mulut gelas tembikar yang di penuhi oleh ukiran-ukiran pemberian Seunghyun padaku karena aku sangat menyui karyanya.

Aku sekarang sudah berada tepat di luar area acara pernikahan yang sebentar lagi akan berlangsung itu. Aku menatap tempat itu lekat-lekat sebelum meninggalkannya, berusaha merekam adegan demi adegan dalam otakku. Lalu aku bergerak menjauhi tempat itu, melesat menuju sebuah tempat yang akan mengakhiri segalanya.. mengakhiri perjalanan pendekku di bumi ini.

————————————————-

Aku berdiri di pinggir tebing yang sangat curam. Perlahan aku menurunkan tubuhku untuk duduk. Aku melingkarkan kedua tanganku di kaki-kaki ku sambil memejamkan mata, menikmati suara deburan ombak yang menampar hamparan karang-karang di dasar tebing, menikmati hempasan-hempasan air yang di timbulkannya, menikmati angin yang berhembus menerpa wajahku.

Dengan lambat aku membuka kelopak mataku, kupandang bentangan laut yang luas dan kebiruan, sebuah kedamaian datang memelukku. Aku berdiri lagi, melepaskan sepasang sepatu hak yang membatasi ruang gerak kakiku. Rasa gentar sedikit menyelimuti pikiranku, namun aku sudah menguatkan hatiku untuk melakukan semua ini. Aku yakin ini adalah yang terbaik bagi diriku, dengan begitu aku tidak akan ada lagi di dunia ini, aku tidak akan tinggal di dalam tubuh ini lagi, aku tidak akan tinggal di dalam tubuh boneka itu, aku tidak akan pernah lagi merasakan sesuatu bernama cinta, aku tidak akan merasakan kepedihan sebagai efek yang ditimbulkannya, dan dengan begini juga aku tidak akan lagi mengenal seorang Song Seunghyun.

“Gamsahamnida….. Seunghyun ah……,” kata-kata terakhir itu terucap di bibirku. Dengan sebuah gerakan pelan, aku menjatuhkan diriku dari ke dalam rongga luas lautan.

————————————————

Annyeong Seunghyun ah~
Apa kabar? akhir-akhir ini kita sudah jarang mengobrol, apalagi sejak Han Se Jin hadir dalam kehidupanmu.
Aku senang melihat kalian berdua,
serasi sekali…
sampai-sampai kalian membuatku iri…

Di hari bahagiamu ini ada satu hal yang ingin kuakui padamu…..
Aku tidak pernah tahu sebelumnya, apakah kau menyadarinya apa tidak, tapi aku berpikir mungkin kau tidak pernah menyadarinya……

Seunghyun ah~,
Aku ingat ketika pertama kali kita bertemu, saat itu kau menemukanku tertidur di depan tokomu. Saat itu kondisiku berantakan, dan kau menolongku, membawaku masuk, dan membiarkanku untuk tinggal di sana. Dalam masa-masa itu, kau banyak sekali membantuku, kau banyak mengajariku berbagai hal yang tidak pernah kuketahui sebelumnya, aku sangat berterima kasih atas hal itu…,
aku menikmati saat-saat kita berdua dulu….,
saat itu kita benar-benar seperti layaknya sepasang kekasih yang tinggal bersama….

Aku menyukaimu Seunghyun ah~

selama ini…., apa kau benar-benar tidak pernah merasakan perasaanku itu?
yahh…., aku tahu….
mungkin saat itu kau lebih memikirkan Han Se Jin dan menunggunya kembali dari pada memikirkan diriku, mungkin karena itulah kau tidak pernah peka terhadap perasaanku.

Mungkin suatu kesalahan besar aku mengungkapkannya sekarang, aku terlambat mengatakannya, aku terlalu pengecut untuk memberitahukannya padamu saat itu, hingga akhirnya aku hanya mendapatkan kepahitan. Aku memendam perasaan ini, namun tidak ada satupun kekuatan dalam diriku yang mampu menunjukkannya banyak kepadamu, aku minta maaf atas semua pengakuanku ini, aku berharap kau tidak merasa terganggu…,
aku berharap kau dapat menyimpannya sebaik mungkin dalam hatimu…

Aku sangat berterima kasih atas segala yang pernah kau berikan padaku, aku tidak mungkin melupakannya, tapi itu terlalu berat untuk aku ingat, bukankah lebih baik aku menghilangkannya? iya kan?

Mungkin setelah ini kau tidak akan pernah melihatku lagi, aku akan pergi jauh…..
meninggalkan semuanya…..

Sekali lagi gamsahamnida…..

Saranghaeyo… Seunghyun ah~…

Laki-laki itu meremas surat tersebut. Dengan penuh kekuatan, ia menghempaskannya ke tanah yang ia pijak. Sebuah acara pernikahan yang sudah ia rencanakan sebaik mungkin ia tinggalkan begitu saja. Wajahnya sudah merah karena perpaduan marah, rasa kecewa, dan sedih yang menyelubungi dirinya, pipinya yang dibasahi oleh lelehan air mata ia usap beberapa kali. Semua tamu yang ada di undangan terkejut dengan apa yang dilakukan lelaki itu, terutama seorang gadis yang sebentar lagi akan dinyatakan sebagai istrinya. Dengan sekali hentakan, ia melepas jasnya dan membuangnya, kemudian pergi mencari jejak gadis yang memberikannya kado sebuah surat yang baru saja ia baca.

————————————————-

“Appa….., kenapa nama tokonya di ganti menjadi Byul? bukankah yang dulu lebih bagus?”
“Hahahahaha, menurut appa, nama Byul lebih bagus,”
“Ahhhhh…tapi kenapa harus Byul… nama itu kan….,” anak itu melirik ke arah ibunya. “Itu kan nama eomma…..,”
“Memang ada masalah kalau appa mengganti nama tokonya dengan nama ibumu? appa suka dengan nama itu,” kata pria itu sambil menggendong laki-laki kecilnya.
“Ya! kenapa menyebut-nyebut namaku hah?” seru wanita yang tiba-tiba muncul.
“Waaaa…. eomma mengamuk!” jerit anak itu sambil bersembunyi di belakang appanya.
“Aigooo…. anak ini, hei Song Yoo Gun! sini, eommamu ini akan memberikan pelajaran padamu,”
“Uwaaa~ appa, eomma serammm…”
“Hahahahaha, kalian ini, sudahhlah….,”
“Jagiyaa…lihat itu, pendekar kecilmu itu nakal sekali,”
“Hahahaha, tapi lucu kan?” Pria itu langsung menarik istrinya  ke dalam pelukannya, sedangkan wanita itu hanya mengembungkan pipinya.
“Seunghyun ah…,”
“Ne?”
“Saranghae…,” wanita itu memberikan senyum hangat pada suaminya. Pria itu tersipu ketika melihatnya, dan tanpa di duga dia mengecup bibir istrinya dengan lembut, sedangkan anak kecil di belakangnya hanya mampu menutup matanya dengan kedua tangannya sambil mengintip sedikit dari sela-sela jarinya.

————————————————-

The End

Huwaaaaaaaaa~ akhirnya FF satu ini tamat juga!
Penuh perjuangan waktu ngelanjutinnya karena otak blank sama sekali, sedangkan semangat udah menggebu-gebu buat ngelanjutin. Gw bikin ni FF sampe part ini aja karena gak mampu bikin part banyak-banyak, hehe ^^

Mian sebanyak-banyaknya buat reader karena banyaknya kekurangan di dalam FF ini, maklum sih~ masih pemula, tapi semoga kalian cukup puas dengan endingnya. Untuk bagian Byul kenapa bisa ada lagi? itu gw biarkan aja kalian mengembangkan imajinasi kalian sendiri, khukhukhu *d kemplang reader.

Trus juga makasih sebanyak-banyaknya buat kalian yang udah ngikutin FF ini sampai akhir, bener-bener sebuah penghargaan buat gw karena kalian bertahan buat ngebaca ni FF budug ampe akhir *lebay kumat*

Sekali lagi gomawooo… gamsahamnidaaa ^^

Seperti biasaaa, komennn yoo XDD


0 Responses to “Forever Love (chap 5) *FINAL*”



  1. Leave a Comment

Leave a comment


December 2009
M T W T F S S
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  

Annyeong Haseo

Chafani imnida yorobeun, annyeong haseo~
you can call me Cha to make it short :)
I'm just a childish person with a simple mind, simple style, simple life and cute personality *don't puke at me please* lol

Thank you for visit my blog
comment more often and make a good relationship with me, yeah, i mean, to be a friend with me, Ok? ;D

Sorry for my poor english, i hope it will not make you confuse

Welcome to my blog, welcome to my world, feel free and enjoy... :)

About Me :)

Chafani
XX Y.O
I'm a Moeslim forever

- Korean addict
- Korean addict
- Korean addict
- Artlicious
- Fashionholic *yeah.. even though i'm not a fashionble one* ;D
- Love daydreaming about many beautiful thing in this world
- A selfish person is my bad side =,=
- The one that love (Tea, Coffee, Cappucino, Milk, Moccha, Chocolate) very much <3

Stalker ::

Yahoo! Messenger ^^